Penyu laut diukur untuk
mencapai sejumlah tujuan, dan ada banyak teknik dan
pilihan peralatan. tujuan mungkin mendikte berbagai tingkat
akurasi dan presisi serta metode dan peralatan yang tepat untuk digunakan.
penyu diukur di pantai peneluran, untuk menghubungkan ukuran tubuh pada saat
usia reproduksi, dan untuk memantau ukuran penyu betina minimum mencapai
kematangan sexual. Penyu diukur pada
saat mencari makan untuk menentukan frekuensi kelas ukuran penyu yang hadir serta
untuk memantau tingkat pertumbuhan.
Frekuensi ukuran populasi adalah suatu parameter yang penting dalam
struktur demografi. Analisis pertumbuhan
rata-rata dapat mengindikasikan kualitas habitat dan status phisikologis.
Akurasi dan Presisi
Hasil suatu project
akan ditentukan oleh tingkat akurasi dan presisi yang dibutuhkan untuk
melengkapi project dan kemudian peralatan digunakan. Akurasi
adalah kedekatan pengukuran
dengan nilai sebenarnya dari ukuran yang menjadi variabel. Presisi bukan istilah
sinonim, tetapi mengacu
pada kedekatan satu sama lain
pengukuran berulang atas kuantitas yang sama (Zar dalam Bolten,A B. 1999). Pengukuran harus
dilakukan dalam satuan metrik;
konversi ke satuan metrik dari hasil sistem lain dalam penafsiran yang salah, akibat tingkat akurasi dan presisi.
Prosedur Pengukuran
Pengukuran
Linear
Pengukuran linier dapat diambil
dengan kaliper (pengukuran
garis lurus) atau dengan meteran fleksibel (pengukuran lengkung). Salah satu penentunya adalah akurasi,
presisi, harga dan kemudahan. Pengukuran
dengan meteran cenderung kurang presisi,
karena tidak beraturan dan sering
terdapat organisme yang menempel pada cangkang penyu. Bagaimanapun penggunaan meteran sangat
berarti dan lebih murah dibandingkan kaliper, mudah dibawah dan perawatan.
Kaliper yang panjang akan berat digunakan dan dapat mengurangi akurasi dan
presisi. Caliper dapat dipilih mendekati
akurasi dan presisi dalam unit metric.
Fleksibilitas, meteran yang
berasal dari fiberglass lebih baik dibandingkan berasal dari logam, karena dapat menyesuaikan cangkang dan tidak
bisa berkarat. Meteran yang terbuat dari
benang katun sebaiknya dihindari karena dapat melar/mengembang.
Untuk menjamin akurasi dan presisi, panjang kaliper atau ukuran meteran dapat melampaui maksimum
perkiraan panjang dari penyu dalam studi populasi, jadi dilaporkan bahwa
panjang dari satu ukuran tunggal lebih baik dibandingkan jumlah semua bagian
yang di ukur. Jika pengukuran berdampak
pada kerugian atau ketidak teraturan yang menjadi catatan khusus, mungkin
pengukuran tersebut tidak dimasukkan dalam analisis, tergantung tujuan apa dari
pernelitian ini.
Lima standar pengukuran linear dijelaskan sebagai berikut : panjang karapas (Figure1 dan 3), lebar
karapas, panjang ekor (Figure 2), lebar kepala, dan panjang plastron. Untuk banyak studi panjang karapas mungkin
ukuran yang paling dibutuhkan.
Pengukuran
Linear Dari Karapas Penyu
Panjang tegak lurus karapas (Straight carapace
length=SCL)
Paling sedikit ada tiga perbedaan pengukuran panjang tegak lurus
dari karapas penyu yang sering digunakan dalam penelitian penyu laut (Pritchard et al dalam Bolten,A B. 1999)
yaitu :
·
Panjang lurus minimum karapas (SCLmin;
Figure 1a) adalah pengukuran dari titik anterior pada garis tengah ke takik (notch)
posterior garis tengah antara supracaudals.
·
Panjang lurus takik karapas ke arah ujung
(SCLn-t; Figure 1b) adalah ukuran dari titik anterior pada garis tengah ke
ujung pasterior dari supracaudal.
·
Panjang maximum lurus karapas (SCL
max; Figure 1c) adalah pengukuran dari ujung anterior dari karapas ke ujung
pasterior dari supracaudal. Lokasi
anterior dan pasterior harus sama sisi pada karapas. Untuk konsistensi bagian yang menghasilkan
panjang SCL max harus digunakan.
Yang
direkomendasikan untuk mengukur panjang lurus karapas adalah SCL min. SCLmin lebih baik karena ujung
posterior dari supracaudal sering rusak pada juvenil atau usang saat dewasa.
Jika mengizinkan kedua SCLmin dan SCLn-t dapat digunakan jadi dapat
dibandingkan dengan data yang lain. Untuk menghindari kekeliruan pengukuran harus selalu menjadi
jelas di definisikan dalam data sheet dan dalam publikasi.
Panjang
Lengkung Karapas (curve carapace
length=CCL)
Kurang
jelasnya pembatasan dari titik awal dan akhir memberi kontribusi untuk variasi
dalam presisi panjang lengkung karapas.
Karena kelengkungan dari nuchal scute menyimpang dari kulit dan
scute dapat digunakan sebagai anterior
point. Posterior point dapat menjadi
ujung posterior dari permukaan dorsal.
Ada dua perbedaan dari panjang lengkung karapas (CCL) yang biasa
digunakan :
- Panjang lengkung karapas minimum (CCLmin; Figure 1a) yaitu dari titik anterior pada garis tengah ke takik posterior pada garis tengah antara supracaudal,
- Panjang lengkung karapas takik ke ujung (CCLn-t; Figure 1 b) yaitu diukur dari titik anterior garis tengah ke ujung pasterior dari supracaudal. Sering supracaudal tidak simetris; untuk konsistensi supracaudal yang mencapai panjang CCLn-t dapat digunakan.
Rekomendasi untuk mengukur panjang lengkung
karapas adalah CCLmin. ada variabilitas
yang lebih besar dalam CCLn-t karena cara tak terduga bahwa meteran menyimpang
dari garis tengah.
Lebar
Karapas
Lebar karapas adalah pengukuran pada
titik yang terlebar; titik ada titik referensi anatomi. Lebar tegak lurus karapas (SCW) diukur dengan
kaliper; lebar lengkung karapas (CCW) diukur dengan meteran ukur yang fleksibel. Untuk
masing-masing penyu anatomi lokasi karapas dimana SCW dan CCW diukur mungkin
tidak sama. Dimana harus konsisten orientasi dari penyu ketika SCW diukur. Terutama juvenil penyu, untuk menghindari banyaknya
variasi. Jika penyu adalah kebohongan pada
karapas, Kumpulan dari penyu cenderung untuk menyebar ke karapas kemudian lebar karapas, juga lebar karapas
dapat berubah saat menghirup dan
melepaskan. Untuk konsistensi karena CCW harus menjadi ukuran dengan penyu pada
plastron, SCW dapat diukur dengan juga dalam orientasi ini.
Panjang Ekor
Figure 2 menunjukkan dua pengukuran
ekor. Total panjang ekor (TTL) adalah
jarak dari garis tengah pinggir posterior pada plastron ke ujung dari ekor
mengikuti kelengkungan dari ekor.
Panjang akhir kloaka (Post cloacal tail length = PTL) adalah jarak dari
tengah kloaka sampai ke ujung kloaka mengikuti lengkung dari ekor. Untuk keduanya TTL dan PTL, dari penyu
diposisikan pada karapas tersebut dan gunakan meteran
fleksibel untuk pengukuran. Pada penyu
laut panjang ekor adalah kharakteristik
seksual kedua; jantan dewasa memiliki ekor panjang dan betina ekor
pendek. Pada penyu jantan dewasa rasio
dari TTL ke PTL lebih besar dibandingkan pada penyu betina dewasa. Pada juvenil penyu , panjang ekor tidak
mengindikasikan kelamin individu.
Lebar kepala dan panjang plastron
Lebar kepala (Head width = HW) dan
panjang plastron (PL) lebih jarang diukur dibandingkan dengan panjang dan lebar
karapas. HW adalah pengukuran titik
lebar dengan kaliper. PL dapat diukur dengan kaliper sepanjang garis
tengah. Beberapa variasi ukuran
diperkenalkan karena ujung anterior dan posterior dari plastral scutes belum
lengkap berlapis di anterior dan posterior dibawah tulang. PL dapat diukur sepanjang garis tengah dari
ujung anterior ke ujung posterior berlapis tulang.
Pengukuran Linear Dari Karapas Penyu Belimbing
Panjang karapas
Keduanya panjang karapas (SCL) dan
panjang lengkung karapas (CCL) diukur dari nuchal notch (ujung anterior dari
karapas dari garis tengah) ke ujung posterior dari caudal peducle (Figure
3). Jika caudal peduncle tidak simetri,
untuk konsistensi pengukuran dapat dibuat ke titik yang terpanjang. Ukuran lurus dicatat menggunakan kaliper.
Pengukuran lengkung dibuat sepanjang punggung garis tengah (vertebral). Panjang lengkung tidak diukur sepanjang puncak
punggung karena tidak teratur dan sulit
menjaga meteran teratur pada puncak punggung. akhir meteran harus
aman ditempatkan di
persimpangan kulit dan karapas
di punggungan garis
tengah, dan menarik kencang ke
pangkal ekor, yang memungkinkan meteran untuk
mengikuti posisi alami sepanjang
sisi punggungan.
Lebar karapas
Lebar karapas diukur pada titik terlebar. Lebar tegak lurus karapas (SCW) di ukur
dengan kaliper. Lebar lengkung karapas (CCW) di ukur dengan meteran yang
fleksibel. Meteran pengukur tidak boleh
mengikuti lekungan dari bukit/punggung, elainkan mencakup dari punggungan
puncak ke puncak punggungan. Untuk masing-masing penyu, anatomi lokasi
karapas SCW dan CCW pengukurannya tidak boleh sama.
Panjang ekor, lebar kepala dan panjang
plastron
Lebar kepala diukur pada titik
terlebar dengan kaliper. Membalikkan
sebuah belimbing dewasa
ke karapas untuk
tujuan mengukur ekor dan panjang Plastron tidak
diinginkan. jika Remaja ditemui, panjang ekor harus
diukur seperti yang dijelaskan untuk penyu bercangkang keras dan panjang
Plastron harus diukur dengan kaliper di
sepanjang garis tengah dari tepi
ke tepi anterior posterior.
Kesimpulan
ada beberapa cara untuk mengukur penyu. metode yang sesuai untuk penelitian harus dipilih dan digunakan secara konsisten. metode direkomendasikan untuk mengukur penyu telah dijelaskan dalam bab ini. Namun, apa pun pengukuran yang digunakan, pengukuran spesifik yang digunakan, pengukuran tertentu harus jelas. Presisi dari pengukuran dapat ditentukan dan dan termasuk didalammnya ada poject laporan dan publikasi.(HF)
Diterjemahkan dari buku : Research and management techniques
for the Conservation of sea Turtle
Judul asli : Techniques
for measuring sea turtles
Penulis : Alan B Bolten
Penerbit : IUCN/SSC Marine Turtle Specialist group publication
no 4
Halaman : 110-114