Ukuran kecil tapi ancaman besar, itulah
ungkapan yang sesuai untuk penyu sisik semu
Lepidochelys olivacea di pantai Jamursba medi. Dari induk hingga telurnya penyu ini sangat
rentan sekali terhadap ancaman baik manusia maupun hewan di sepanjang pesisir
pantai distrik Abun Kabupaten Tambrauw.
Mengapa demikian? Beberapa alasan
kenapa penyu ini sangat rentan predasi :
1.
Dagingnya
sudah sangat familiar diperjualbelikan oleh masyarakat untuk konsumsi.
2.
Jarak telur ke permukaan pasir sangat dangkal
sehingga mudah diketahui oleh predator (manusia maupun hewan).
3.
Tidak ada tindakan pelarangan maupun himbauan
pembatasan dari pemerintah tentang jenis penyu yang dilindungi, terutama di pesisir pantai Abun
4.
Pantai Jamursba medi hanya menonjolkan penyu
belimbing, sehingga lebih fokus penyelamatan penyu belimbing dibandingkan penyu
lain (Sisik semu (lekang), sisik, hijau).
Berdasarkan
hasil monitoring WWF Indonesia (unpublish data)
di Jamursba medi penyu sisik semu permusim mencapai 327 sarang . Jumlah lebih banyak ditemukan di pantai
Jamursba medi dibandingkan pantai Warmon.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis sebagian besar sarang sisik semu
terpredasi oleh predator terutama biawak (soa-soa), babi hutan, dan
anjing. Dan sebagian besar pula tidak
terselamatkan jika tidak dilindungi atau direlokasi. Sehingga dapat dikatakan produksi tukik untuk
penyu sisik semu sangat rendah. Oleh
karena itu dibutuhkan perhatian yang sangat serius dari pemerintah dalam hal
ini agar penyu ini tidak punah (HF).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar