Jumat, 13 April 2012

Teknik untuk mengukur Penyu Laut



Penyu laut diukur untuk mencapai sejumlah tujuan, dan ada banyak teknik dan pilihan peralatan.  tujuan mungkin mendikte berbagai tingkat akurasi dan presisi serta metode dan peralatan yang tepat untuk digunakan. penyu diukur di pantai peneluran, untuk menghubungkan ukuran tubuh pada saat usia reproduksi, dan untuk memantau ukuran penyu betina minimum mencapai kematangan sexual.  Penyu diukur pada saat mencari makan untuk menentukan frekuensi kelas ukuran penyu yang hadir serta untuk memantau tingkat pertumbuhan.  Frekuensi ukuran populasi adalah suatu parameter yang penting dalam struktur demografi.  Analisis pertumbuhan rata-rata dapat mengindikasikan kualitas habitat dan status phisikologis.

Akurasi dan Presisi
Hasil suatu project akan ditentukan oleh tingkat akurasi dan presisi yang dibutuhkan untuk melengkapi project dan kemudian peralatan digunakan. Akurasi adalah kedekatan pengukuran dengan nilai sebenarnya dari ukuran yang menjadi variabel.  Presisi bukan istilah sinonim, tetapi mengacu pada kedekatan satu sama lain pengukuran berulang atas kuantitas yang sama (Zar dalam Bolten,A B. 1999).  Pengukuran harus dilakukan dalam satuan metrik; konversi ke satuan metrik dari hasil sistem lain dalam penafsiran yang salah, akibat  tingkat akurasi dan presisi.

Prosedur Pengukuran
Pengukuran Linear
Pengukuran linier dapat diambil dengan kaliper (pengukuran garis lurus) atau dengan meteran fleksibel (pengukuran lengkung).  Salah satu penentunya adalah akurasi, presisi, harga dan kemudahan.  Pengukuran dengan meteran  cenderung kurang presisi, karena tidak beraturan dan  sering terdapat organisme yang menempel pada cangkang penyu.   Bagaimanapun penggunaan meteran sangat berarti dan lebih murah dibandingkan kaliper, mudah dibawah dan perawatan. Kaliper yang panjang akan berat digunakan dan dapat mengurangi akurasi dan presisi.  Caliper dapat dipilih mendekati akurasi dan presisi dalam unit metric. 
Fleksibilitas, meteran  yang berasal dari fiberglass lebih baik dibandingkan berasal dari logam,  karena dapat menyesuaikan cangkang dan tidak bisa berkarat.  Meteran yang terbuat dari benang katun sebaiknya dihindari karena dapat melar/mengembang. 
Untuk menjamin akurasi dan presisi, panjang kaliper  atau ukuran meteran dapat melampaui maksimum perkiraan panjang dari penyu dalam studi populasi, jadi dilaporkan bahwa panjang dari satu ukuran tunggal lebih baik dibandingkan jumlah semua bagian yang di ukur.  Jika pengukuran berdampak pada kerugian atau ketidak teraturan yang menjadi catatan khusus, mungkin pengukuran tersebut tidak dimasukkan dalam analisis, tergantung tujuan apa dari pernelitian ini. 
Lima standar pengukuran linear dijelaskan sebagai berikut   : panjang karapas (Figure1 dan 3), lebar karapas, panjang ekor (Figure 2), lebar kepala, dan panjang plastron.  Untuk banyak studi panjang karapas mungkin ukuran yang paling dibutuhkan.  

Pengukuran Linear Dari Karapas Penyu
Panjang tegak lurus karapas (Straight carapace length=SCL)
Paling sedikit ada  tiga perbedaan pengukuran panjang tegak lurus dari karapas penyu yang sering digunakan dalam penelitian penyu laut  (Pritchard et al dalam Bolten,A B. 1999) yaitu :
·         Panjang lurus minimum karapas (SCLmin; Figure 1a) adalah pengukuran dari titik anterior pada garis tengah ke takik (notch) posterior garis tengah antara supracaudals.
·          Panjang lurus takik karapas ke arah ujung (SCLn-t; Figure 1b) adalah ukuran dari titik anterior pada garis tengah ke ujung pasterior dari supracaudal.
·         Panjang maximum lurus karapas (SCL max; Figure 1c) adalah pengukuran dari ujung anterior dari karapas ke ujung pasterior dari supracaudal.  Lokasi anterior dan pasterior harus sama sisi pada karapas.  Untuk konsistensi bagian yang menghasilkan panjang SCL max harus digunakan. 

Yang direkomendasikan untuk mengukur panjang lurus karapas adalah SCL min.   SCLmin lebih baik karena ujung posterior  dari supracaudal sering  rusak pada juvenil atau usang saat dewasa. Jika mengizinkan kedua SCLmin dan SCLn-t dapat digunakan jadi dapat dibandingkan dengan data yang lain. Untuk menghindari  kekeliruan pengukuran harus selalu menjadi jelas di definisikan dalam data sheet dan dalam publikasi. 
Panjang Lengkung Karapas  (curve carapace length=CCL)
Kurang jelasnya pembatasan dari titik awal dan akhir memberi kontribusi untuk variasi dalam presisi panjang lengkung karapas.  Karena kelengkungan dari nuchal scute menyimpang dari kulit dan scute  dapat digunakan sebagai anterior point.  Posterior point dapat menjadi ujung posterior dari permukaan dorsal.  Ada dua perbedaan dari panjang lengkung karapas (CCL) yang biasa digunakan : 
  •  Panjang lengkung karapas minimum (CCLmin; Figure 1a)  yaitu dari titik anterior pada garis tengah ke takik posterior pada garis tengah antara supracaudal, 
  • Panjang lengkung karapas takik ke ujung (CCLn-t; Figure 1 b) yaitu diukur dari titik anterior garis tengah ke ujung pasterior dari supracaudal.  Sering supracaudal tidak simetris; untuk konsistensi supracaudal yang mencapai panjang CCLn-t dapat digunakan. 
Rekomendasi untuk mengukur panjang lengkung karapas adalah CCLmin.  ada variabilitas yang lebih besar dalam CCLn-t karena cara tak terduga bahwa meteran menyimpang dari garis tengah.
Lebar Karapas
Lebar karapas adalah pengukuran pada titik yang terlebar; titik ada titik referensi anatomi.  Lebar tegak lurus karapas (SCW) diukur dengan kaliper; lebar lengkung karapas (CCW) diukur dengan meteran ukur yang fleksibel.  Untuk masing-masing penyu anatomi lokasi karapas dimana SCW dan CCW diukur mungkin tidak sama. Dimana harus konsisten orientasi dari penyu ketika SCW diukur.  Terutama juvenil penyu, untuk menghindari banyaknya  variasi.  Jika penyu adalah kebohongan pada karapas,  Kumpulan  dari penyu cenderung  untuk menyebar ke karapas  kemudian lebar karapas, juga lebar karapas dapat  berubah saat menghirup dan melepaskan. Untuk konsistensi karena CCW harus menjadi ukuran dengan penyu pada plastron, SCW dapat diukur dengan juga dalam orientasi ini.  
Panjang Ekor
Figure 2 menunjukkan dua pengukuran ekor.  Total panjang ekor (TTL) adalah jarak dari garis tengah pinggir posterior pada plastron ke ujung dari ekor mengikuti kelengkungan dari ekor.  Panjang akhir kloaka (Post cloacal tail length = PTL) adalah jarak dari tengah kloaka sampai ke ujung kloaka mengikuti lengkung dari ekor.  Untuk keduanya TTL dan PTL, dari penyu diposisikan pada karapas tersebut dan gunakan meteran fleksibel untuk pengukuran.  Pada penyu laut panjang ekor adalah kharakteristik  seksual kedua; jantan dewasa memiliki ekor panjang dan betina ekor pendek.  Pada penyu jantan dewasa rasio dari TTL ke PTL lebih besar dibandingkan pada penyu betina dewasa.  Pada juvenil penyu , panjang ekor tidak mengindikasikan kelamin individu. 
Lebar kepala dan panjang plastron
Lebar kepala (Head width = HW) dan panjang plastron (PL) lebih jarang diukur dibandingkan dengan panjang dan lebar karapas.  HW adalah pengukuran titik lebar dengan kaliper. PL dapat diukur dengan kaliper sepanjang garis tengah.  Beberapa variasi ukuran diperkenalkan karena ujung anterior dan posterior dari plastral scutes belum lengkap berlapis di anterior dan posterior dibawah tulang.  PL dapat diukur sepanjang garis tengah dari ujung anterior ke ujung posterior berlapis tulang.  

Pengukuran Linear Dari Karapas Penyu Belimbing

Panjang karapas
Keduanya panjang karapas (SCL) dan panjang lengkung karapas (CCL) diukur dari nuchal notch (ujung anterior dari karapas dari garis tengah) ke ujung posterior dari caudal peducle (Figure 3).  Jika caudal peduncle tidak simetri, untuk konsistensi pengukuran dapat dibuat ke titik yang terpanjang.  Ukuran lurus dicatat menggunakan kaliper. Pengukuran lengkung dibuat sepanjang punggung garis tengah (vertebral).   Panjang lengkung tidak diukur sepanjang puncak punggung karena tidak teratur dan  sulit menjaga meteran teratur pada puncak punggung. akhir meteran harus aman ditempatkan di persimpangan kulit dan karapas di punggungan garis tengah, dan menarik kencang ke pangkal ekor, yang memungkinkan meteran untuk mengikuti posisi alami sepanjang sisi punggungan.



Lebar karapas
Lebar karapas diukur pada titik terlebar.  Lebar tegak lurus karapas (SCW) di ukur dengan kaliper. Lebar lengkung karapas (CCW) di ukur dengan meteran yang fleksibel.  Meteran pengukur tidak boleh mengikuti lekungan dari bukit/punggung, elainkan mencakup dari punggungan puncak ke puncak punggungan.  Untuk masing-masing penyu, anatomi lokasi karapas SCW dan CCW pengukurannya tidak boleh sama.
Panjang ekor, lebar kepala dan panjang plastron
Lebar kepala diukur pada titik terlebar dengan kaliper. Membalikkan  sebuah belimbing dewasa ke karapas untuk tujuan mengukur ekor dan panjang Plastron tidak diinginkan. jika Remaja ditemui, panjang ekor harus diukur seperti yang dijelaskan untuk penyu bercangkang keras dan panjang Plastron harus diukur dengan kaliper di sepanjang garis tengah dari tepi ke tepi anterior posterior.


 

 Kesimpulan 
ada beberapa cara untuk mengukur penyu. metode yang sesuai untuk penelitian harus dipilih dan digunakan secara konsisten. metode direkomendasikan untuk mengukur penyu telah dijelaskan dalam bab ini. Namun, apa pun pengukuran yang digunakan, pengukuran spesifik yang digunakan, pengukuran tertentu harus jelas.  Presisi dari pengukuran dapat ditentukan dan dan termasuk didalammnya ada poject  laporan dan publikasi.(HF)

Diterjemahkan dari buku : Research and management techniques for the Conservation of sea Turtle
Judul  asli : Techniques for measuring sea turtles
Penulis                   :  Alan B Bolten
Penerbit : IUCN/SSC Marine Turtle Specialist group publication no 4
Halaman : 110-114

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sah! Gubernur Papua Barat Keluarkan PERGUB UPTD TP Jeen Womom

Penantian yang ditunggu Pemerintah Kabupaten Tambrauw terjawab sudah, setelah ditetapkan Menteri  menjadi Taman Pesisir Jeen Womom pada Des...