Kamis, 21 Juli 2011

Penyu Belimbing di Timbang


Bagi kalian yang belum pernah lihat penyu belimbing terbang, nih ada fotonya terbaru dari Pantai Warmamedi. terlihat bagian perutnya yang berwarna putih. Sebenarnya ini kegiatan penimbangan Penyu Belimbing  yang dilakukan dengan UNIPA. penimbangan dilakukan setelah  penyu ini meletakkan telurnya.(HF)

Rabu, 06 Juli 2011

Masyarakat Sekitar pantai Peneluran Jamursba medi Kampung Saubeba dan Warmandi menolak kegiatan PITTAG, Metal Tag, dan Penimbangan, pengambilan Sampel kulit Penyu Belimbing

Di Awal musim Peneluran penyu belimbing di Jamursba medi, kegiatan monitoring terkendala oleh pelarangan pemasangan PITTAg, pengambilan sampel kulit dan metal Tag serta penimbangan penyu oleh masyarakat.  Masyarakat berpikir bahwa dengan pemasangan PITTag  (istilah setempat "penen") menyebabkan selama ini penyu belimbing berkurang, akibat rasa sakit yang ditimbulkan oleh memasukkan chip ke dalam tubuh penyu. Masyarakat berapriori bahwa kegiatan inilah yang menyebabkan penyu berkurang, sebab selama tahun-tahun sebelum kegiatan ini penyu bertumpuk di pantai untuk bertelur, masyarakat setempat dan sekitar dengan bebas mengambil telur berkarung-karung jika musim peneluran tiba. tapi apakah karena kegiatan ini?   Memang dalam kegiatan PITTAG  untuk memasukkan chip melalui injeksi ke tubuh penyu ada sedikit darah yang keluar dalam kegiatan tersebut. namun apakah dengan pemasangan Chip tersebut penyu tidak  bertelur kembali ? hal ini yang perlu diketahui dan dijelaskan kepada masyarakat.

Kegiatan penandaan penyu melalui Pittag dan metal tag bukan saja dilakukan di pantai Jamursba medi namun juga dilakukan di berbagai tempat peneluran di dunia seperti pantai Trinidad (America), California, Papua New guiene. Malaysia dan lainnya. Dan  semua penyu yang di tandai dengan PITTAG di pantai-pantai tersebut, kembali bertelur ke pantai yang sama.  Hasil monitoring malam sejak 2004- sekaranng oleh WWF  - Unipa di Jamursba medi dan Warmon terlihat bahwa penyu yang telah ditandai dengan PITTAG  kembali bertelur di pantai  Jamursba medi. Jumlah ini dari tahun ke tahun menunjukkan angka peningkatan ( datanya lengkap),  lalu hal apa yang membuat sehingga terjadi  pengurangan?   Deketahui penyu belimbing adalah hewan dengan tingkat mingrasi yang sangat luas sehingga tentunya peluang tertangkap oleh pukat/ pancing oleh kapal-kapal nelayan di perairan pasifik  maupun diperairan laut lain sangat besar, Informasi yangn di dapat dari lembaga-lembaga konservasi penyu dunia, jumlah penyu belimbing yang tertangkap berpengaruh terhadap populasi dunia. Sehubungan dengan bertambah besarnya jumlah penduduk maka bertambah pula tingkat  konsumsi masyarakat.  jika dalam setahun 10 ekor yang tertangkap bisa dibayangkan dalam 10 tahun terakhir! tentu jumlahnya akan berkurang.  Seperti contoh adat di Kepulauan Key yang memiliki kebiasaan untuk memburu dan memakan daging penyu belimbing, sesuatu yang tidak bisa kita hindari..  tentunya hal ini akan mengurangi populasi penyu belimbing yan bertelur di Pantai Jamursba medi.  ditambah lagi  penyu yang mati akibat pencemaran sampah plastik maupun tumpahan minyak.


   Puncak Pelarangan pada bulan Mei 2011 dan selanjutnya memasuki June 2011 Oleh UNIPA melalui Pak Riki T. memberi penjelasan kepada pemilik hak Ulayat  untuk kegiatan ini sehingga ada izin untuk melakukan kembali. hal ini diperkuat lagi dengan adanya Training bersama yang difasilitasi oleh WWF yang dihadiri oleh pemilik hak ulayat dan juga patrollerWWF pertengahan June kemarin dalam training ini juga diberikan penjelasan tentang penggunaan PITTAG, Transmiter dan sampel kulit, tujuannya dan alasannya, sehingga masyarakat peserta bisa mengerti hal ini.  dengan kita melakukan PITTAG terhadapa penyu belimbing kita bisa mendapatkan informasi tentang perkiraan ukuran populasi penyu belimbing saat ini. interval waktu peneluran individu betina, dan  tentunya urutan DNA penyu sehingga kita dapat mengetahui kelompok atau komonitas penyu disetiap pantai peneluran di dunia. tentunya akan banyak informasi penting yang berguna dalam pengelolaan dan usaha konservasi penyu belimbing.(HF)

Daun Obat Paru -Paru Basah (Clerodendron inerme)

Satu lagi hal baik di Jamursba medi, selain penyunya ada juga tanaman yang memiliki khasiat obat, terutama mengobati paru-paru basah. tanaman ini tumbuhnya berkoloni di pinggiran pantai berpasir maupun rawa payau  jika di pesisir abun kebanyakan tumbuh di daerah berpasir banyak ditemukan di Pantai Baturumah Kampung Saubeba,  di Kampung Wau. letaknya sebagai tanaman terdepan dipinggiran pantai  membuat tanaman ini mudah ditemui. Di Sorong pohon ini terlihat tumbuh di kelurahan Tampa Garam samping perumahan PolAirut.  walaupun demikian hanya beberapa titik saja tanaman ini dapat tumbuh.  khasiatnya telah terbukti mengobati penyakit paru-paru basah dari beberapa orang yang staff WWF juga masyarakat kampung di Saubeba.  Nama latin Pohon ini adalah Clerodendron inerme Ciri pohon ini selain tumbuhnya berkoloni, juga merupakan tanaman yang merambat, walaupun merambat pohonnya keras diameter kayu paling besar hanya 2-4 cm. daunnya seperti daun teh tapi agak sedikit besar, pohon ini pun memiliki bunga dan buah, bunganya berwarna putih.  jika masih mudah buah nya warna hijau jika matang warna kuning kemerahan (lihat Gambar), tapi tidak semua daerah ada buahnya. pucuknya jika dimakan mentah rasanya pahit,



Yang berkhasiat dari tanaman ini adalah daunnya.  cara penggunaannya sbb:
1. Petik beberapa tangkai muda, kurang lebih sejengkal tangan, petik sebanyak satu genggam tangan (jika tua makin pahit).
2. kemudian cuci bersih, rebus sampai air mendidih (4-8 gelas), biarkan sampai air rebusan berwarna seperti teh,
3. minum airnya bisa dalam keadaan hangat atau dingin.dosis nya 3x1 , dilakukan selama 1 bulan
4. air rebusan bisa direbus kembali selama 3 hari. setelah itu diganti daun rebusan yang baru.

jika dilakukan secara teratur , 2 minggu sudah bisa kelihatan hasilnya.  Kesaksian  dari beberapa orang yang telah mencoba sampai muntah darah pun bisa sembuh. ya dari pada 6 bulan minum obat kimia. bisa juga diminum untuk pencegahan. ingat   Tuhan yang beri kesembuhan. silahkan mencoba!.Hf





Pohon Kupu-Kupu (Butterfly tree)

 Salah satu hal yang unik yang ditemukan di Pantai Jaumrsba medi khususnya pantai Warmamedi adalah Pohon kupu-kupu, jenis pohon yang satu ini umumnya ditemukan di pesisir pantai Papua barat.  hal yang unik dari pohon ini adalah banyak kupu-kupu yang hinggap di pohon ini ( lihat Gambar).



Belum diketahui pasti kenapa pohon ini disukai kupu-kupu. Tapi kemungkinan karena getahnya atau aromanya yang menjadi makanan dari kupu-kupu .  Jika kita mematah salah satu cabang atau ranting, saat ranting tersebut kering dan layu justru banyak jenis kupu-kupu ini yang datang.  dari hasil pengamatan berdasarkan buku identifikasi panduan lapangan  karangan Kelompok Entomologi Papua (KEP) 2010 Jenis kupu -kupu ini termasuk Genus Euploe Fabricius, Genus ini  katanya tidak bisa dimakan oleh burung karena beracun pantas saja populasinya tetap banyak, yang hinggap pun hanya satu  warna  yaitu hitam namun banyak coraknya.  jika ada yang mau lihat datang saja ke Jamursba medi sekalian lihat Leatherback.

By Hadi F.

Training Biologi penyu, Konservasi dan Metode Lapangan

Kegiatan Training Biologi penyu, Konservasi dan Metode lapangan telah dilakukan di Jamursba Medi 
Tanggal 22- 24 Juni 2011 bertempat di Pos Baturumah kegiatan ini di hadiri oleh Masyarakat lokal, patroller WWF,  UNIPA, BBKSDA dan juga Pemerintah daerah Kabupaten Tambrauw.  Kegiatan ini berlangsung atas inisiasi bersama dua lembaga WWF dan UNIPA,  
Materi yang diberikan langsung diberikan oleh ahlinya yaitu Dr Manjula Tiwari berasal dari NOAA-National Marine Fisheries Service. Kunjungan kea Jamursba medi oleh Dr Manjula bukan hal yangber pertama, karena tahun 2006, 2007 beliau sudah pernah mengunjungi pantai ini.  Acara inti dimulai pada tanggal 23 Juni dimana langsung dibuka oleh SEKDA Kabupaten Tambrauw Bpk Drs. Victor Wursok.  oleh karena Dr Manjula tidak dapat berbahasa Indonesia maka penyajian materi diwakili oleh Riki Tapilatu, M.AppSc.  Malam hari dilakukan kegiatan monitoring malam dan juga monitoring pagi yang kemudian di evaluasi oleh Dr. Manjula.  
Walaupun tidak dapat diiukuti oleh semua peserta saat monitoring malam, namun   saran yang diberikan oleh Dr. Manjula, sangat penting untuk kegiatan monitoring di Jamursba medi. 
Materi berlangsung sekitar 2 jam setelah itu ada sesi test akhir.peserta dari patroller WWF 12 orang dari UNIPA 8 orang dari BBKSDA 1 orang, dari Pemda Tambrauw 3 orang, Masyarakat 2 orang, officer WWF 3 orang.   Malam hari selanjutnya dilakukan kegiatan pelatiahan monitoring malam oleh Dr. manjula Tiwari bersambung di pagi hari dengan monitoring pagi yang benar.  Selama kegiatan ini diliput juga oleh media elektronik SCTV, dan Trans 7
Tanggal 24 Juni setelah selesai monitoring pagi acara selesai dilaksanakan kemudian mengantar kembali patroller di Kampung Saubeba dan Warmandi, Untuk Kampung Wau dilakukan pengantaran tanggal 25 June





Hasil Dari kegiatan Ini adalah :
1.     Adanya pemahaman yang benar dari Masyarakat local dan Patroller WWF tentang Bilogi dari penyu laut dan kenapa harus di lindungi
2.     Adanya pemahaman yang baik dari masyarakat dan Pemerintah daerah tentang fungsi dari pemasangan PITTAG dan Transmiter yang selama ini dilakukan di pantai Jamursba medi dan Warmon.
3.     Adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat terutama dalam program pengelolaan di 
  4. Patroller mengerti metode monitoring yang benar dan memahami mengapa menggunakan   PITtagPantai Jamursba medi dan Warmon.  (HF)
                    









Sah! Gubernur Papua Barat Keluarkan PERGUB UPTD TP Jeen Womom

Penantian yang ditunggu Pemerintah Kabupaten Tambrauw terjawab sudah, setelah ditetapkan Menteri  menjadi Taman Pesisir Jeen Womom pada Des...